Ternyata di komunitas IT, banyak yang tidak menyukai roy suryo, ini terlihat dari banyak komentar anggota di forum yang menyangsikan keahlian roy suryo dalam bidang IT (dianggap sok tahu dan dinilai
terlalu bodoh dalam hal dunia IT). Bahkan ada komentar pedas yang mengatakan roy suryo bukanlah pakar Telematika, tetapi lebih tepat disebut sebagai Pakar PORNOMATIKA karena kecenderungannya untuk melibatkan diri dalam berbagai kasus foto panas, seperti misalnya Bjah, Artika Sari Dewi, dll. Suryo Notodiprojo (nama asli roy suryo) adalah orang awam yang menganggap dirinya sebagai pakar telematika. Awal mula roy menjadi terkenal adalah karena kemampuannya memanfaatkan kebodohan segelintir wartawan di Indonesia yang malas melakukan cross check berita ke pakar yang sesungguhnya. Di bawah ini adalah beberapa comment dan fakta yang baru terungkap di beberapa mailing list dan forum IT mengenai sipa roy suryo sebenarnya:
Dia BUKAN dosen UGM, yang benar adalah pengajar tamu di Program D-3 Komunikasi UGM, mengajar Fotografi (itu pun saya duga hanya bbrp semester saja, skrg saya cek ke sana sdh tidak dipasang ngajar lagi).
Terminologi dosen tamu ini sangat umum di UGM, terutama di program D-3. Status kepegawaian KRMTRSN adalah PND/dosen di Institut Seni Indonesia Jurusan Seni Media Rekam, para koleganya di sana sudah menganggap dia "tidak ada" karena dia sangat tidak aktif di ISI. Bahkan dalam banyak publikasi ia seakan-akan "menyembunyikan" statusnya sebagai dosen ISI.
Sewaktu ramai-ramainya orang menyoal masalah Y2K dulu, ia pernah diminta oleh Bank BPD Yogyakarta untuk membenahi TI di sana, hasilnya nol-besar. Berbeda dengan komentarnya di media, saat terjun langsung di lapangan hasilnya nol besar.
Bila sedang menjadi pembicara seminar, dia paling sering minta soft copy kepada pembicara lain, untuk "dijual" ke seminar yang lain. Untuk itu, kepada para pakar yang kebetulan satu sesi dengan dia, jangan
sekali-sekali memberikan soft copy materi presentasi Anda kepada dia, kalau tidak mau kecolongan.
Di komunitas fotografer amatir Jogja (HISFA) ia sudah tidak dianggap lagi, bahkan sudah terlalu sering diumpat para anggotanya karena ucapannya di media yang sering kebablasan. Teman-teman sering menggunjingkan dia sebagai orang yang "menyibukkan diri", ia orang yang sangat hiperaktif mengirim press release, maklumlah karena tidak ada kesibukan lain. Katanya: bagi Roy membuat press release yang sensasional lebih mudah daripada membuat anak, hehehehe. Ia sudah menikah hampir 10 tahun, tetapi belum punya anak juga Selama ini ia selalu bilang "sedang dalam proses mengaktifkan kembali account email [email UGM]". Saya berani taruhan, sampai kapan pun account email itu tidak pernah bisa aktif lagi.
Roy suryo memang pernah mendaftarkan diri untuk menjadi dosen Fisipol UGM. Kejadian ini kira-kira tahun 1991. Waktu itu Rektor UGM adalah Prof. Moch. Adnan, dan Dekan Fisipol (kalau tidak salah) masih Prof. Ichlasul Amal. Menurut teman-teman saya di Fisipol, salah satu kegagalan roy suryo adalah karena :
==================================================
indeks prestasi (IP) yang tidak memenuhi syarat untuk jadi dosen UGM. Ini faktual !!
==================================================
Dalam rangka memenuhi keinginan menjadi PNS, maka mendaftarlah ia menjadi PNS di ISI yang waktu itu baru saja membuka program studi Seni Media Rekam. Masuklah ia ke sana.
Salah satu topik yang sedang hangat adalah kasus foto telanjang nude Artika Sari Devi. Jika berhubungan dengan foto-foto syur, maka tentunya yang pertama maju adalah sang pakar gadungan Roy Suryo. Seperti biasa, ucapannya tidak bisa dipegang (selalu berubah-ubah) seperti beberapa cuplikan wawancara yang berbeda dalam pembahasan foto Artika:
Menyatakan bahwa foto Artika adalah asli :
==========================
- Saya bisa pastikan foto itu asli. Sebaiknya Artika tidak menyangkal hal ini".
- Foto itu saya jamin foto Artika asli, tetapi tidak diambil pada acara Miss Universe".
Menyatakan bahwa foto Artika adalah tidak asli :
=============================
- Dari awal, saya sudah yakin foto itu tidak asli".
- Foto itu memang bukan foto Artika, tetapi ada oknum yang menempelkan wajah Artika ke foto tersebut".
"Foto itu memang bukan foto Artika, tetapi ada foto lain yang beredar
dengan foto Artika ditempelkan secara berjajaran dengan foto tersebut".
"Mestinya Artika tau kalo itu dari event lain di Thailand yang diadakan satu bulan sebelumnya".
Sungguh menyebalkan melihat seseorang menumpang ketenaran di atas penderitaan Artika, apalagi cuma asal omong tanpa bukti yang jelas. Roy suryo pernah mengatakan dalam suatu seminar gratis di kampus ..
=================================================
kalau metadata foto tidak bisa diedit dan bisa dijadikan bukti keaslian foto digital.
=================================================
Saat ditanya oleh salah seorang mahasiswa kenapa metadata bisa diedit dengan software pengolah gambar ACD See, dia menghindar dengan mengatakan
"kan ada software buat tau metadatanya udah diedit atau belum … ".
============================================
Padahal tidak ada satupun software untuk mendeteksi apakah Metadata
sebuah foto pernah diedit atau tidak.
============================================
Sulit dimengerti dan jelas2 berlainan statement si Roy itu.
Berikut debat Pak Onno W. Purbo Vs Hi Roy ! yang semakin memperjelas kebusukan roy dalam dunia IT
TNP (Tabulasi Nasional Pemilu) memiliki semacam Newsletter yang tersedia setiap hari dan dibagikan gratis oleh TNP pada media, salah satu yang menarik di edisi terakhir ini adalah artikel pertamanya yang
meliput dengar pendapat tentang sistem TI KPU, dengan pembicara Onno W. Purbo, Chusnul Mariyah (KPU), Basuki Suhardiman (KPU), Rahmat Zikri (KPU), Mahmur Suriadiredja (Telkom), dengan moderator Erwin Ramedhan (Kantor Menko Ekuin).
Artikel berjudul Temu Dengar TI KPU: Onno W Purbo Pun Geram, ini memuat bantahan dan serangan balik Onno Purbo pada so called pakar IT Roy Suryo.
Roy Suryo seperti dikutip oleh media massa mengatakan ada sejumlah kejanggalan dalam tampilan data IT KPU. Bahkan, menurut dia, ada sejumlah data misterius yang nyelonong masuk ke komputer KPU. Onno W Purbo: Sori Roy, metodologimu itu salah dan datamu lemah. Roy Suryo sudah salah di tingkat metodologi. Roy mempersoalkan perubahan, padahal justru perubahan adalah esensi data komputer KPU.
Mengawali komentarnya, Onno mengatakan pernyataan Roy Suryo tidak pada tempatnya. Roy membidik sasaran tembak yang salah. Data KPU adalah data yang terus berubah. Karena itu perubahan justru harus selalu terjadi. Kalau Roy mau mempersoalkan TI KPU, bandingkan data yang ada di komputer itu dengan data di setiap TPS. Roy Suryo yang merasa terdesak (kalah dalam ilmu) mulai menyerang dengan mempertanyakan Kang Onno, yang malam ini tampil tidak seperti Kang Onno yang dia kenal (tampaknya Roy heran mengapa Onno membela KPU) maka dengan suara menggelegar menggelegar Onno menjawab:
===========================================
"Saya berdiri di sini untuk membela 17 ribu anak anak saya !!
Saya telah mendidik mereka, dan mereka bekerja keras untuk pemilu ini.
Saya tidak rela hasil kerja keras mereka dilecehkan !!! "
===========================================
Yang dibela Onno adalah para petugas data entry yang tersebar di sebagian besar kecamatan di negeri ini. Harus memasukkan data hasil pemilu ke dalam sistem komputer KPU, mereka adalah para siswa SMK, guru, mahasiswa. Mereka telah bekerja keras selama ini meng-input hasil pemilu dari setiap TPS di seluruh Indonesia. Sampai pagi ini, para petugas itu telah menginput lebih dari 103 juta suara dalam proses pemilihan presiden (Pilpres) putaran pertama ini.
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3232090
0 komentar:
Posting Komentar