Rabu, 05 Agustus 2009

apakah pacaran produk globalisasi_1

pacaran,naruto,hinata,shipudden



Sebenernya postingan ini juga tidak bermaksud terlalu mendukung para jomblowan dan jomblowati yang "betah" menjomblo bukan karena tidak laku, tapi lebih kepada malas mencari,
pernahkah anda di ledek tentang ke-jombloan anda?
pasti jawabannya pernah, jangankan sudah umur puluhan, umur belasan bahkan usia smp saja anda akan di pandang cukup aneh jika belum pernah pacaran,
saat ini hal diataslah yang terjadi apalagi jika anda tinggal di kota dan/atau kota besar yang notabene arus tekhnologi informasi dan industri hiburan bebas melakukan injeksinya, mengapa ada perubahan signifikan ketika sebelum dan sesudah gencarnya perkembangan informasi yang mengarah kepada globalisasi?

jawabannya adalah salah satunya injeksi budaya luar negri(karena globalisasi) yang di suntikkan media dan industri hiburan kedalam nadi kebudayaan kita, apakah hal itu sangat jelek? tentu tidak, jika budaya itu adalah etos kerja, semangat membangun dan mengembangkan tekhnologi, semangat pendidikan dan hal2 yang baik dari luar negri yang memiliki unsur dan prinsip kebudayaan yang jelas berbeda dengan kita, namun jika yang di suntikkan adalah budaya hura2, kesenangan sesaat, maksiat, penyimpangan yang oleh norma ketimuran di anggap melanggar dll? silahkan anda jawab sendiri,

nah balik lagi kemasalah pacaran, tengoklan sekitar kita, bagaimana perilaku mereka yang berpacaran sekarang dengan masa lalu? tanyakan pada diri anda sendiri(jika anda hidup di era yg berbeda) atau tanyakan orang yang lebih tua dari anda yang mengalami hidup di dua era, era sekarang dan era masa lalu

itu secara empris atau fisik saja yang terlihat, nah sekarang mengenai makna pacaran itu sendiri yang mengalami pergeseran cukup jauh:

1. adanya indikasi pacaran adalah suatu keharusan untuk memploklamirkan diri sebagai sudah dewasa, padahal kedewasaan adalah bisa memilih apa yang tepat bukan nafsu untuk di akui
2. disinyalir pacaran masa kini tidak lebih dari masalah pelepasan hasrat muda saja, bukan proses mengenal untuk menuju langkah selanjutnya(menikah)
3.Berkaitan dengan no 2, adanya pendapat jika pacaran masa kini adalah suatu refreshing atau hiburan belaka yang tidak memiliki makna
4.Pacaran juga menjadi terlalu posesive(sebenarnya wajar jika ada dua insan yang saling mencintai merasa sangat memiliki dan dimiliki) padahal inti dan maksud pacaran adalah untuk mengenal lebih jauhbukan lebih terbuka tentang pasangan, hal ini lah yang banayak menyebabkan jika banyak pasangan putus mereka menjadi sulit, canggung, bahkan ogah berkomunikasi secara normal kembali

wakakakak, anda tentu tertawa, bah, yang menulis artikel ini telah keluar dari tema awal, memang saya akui pun ada usaha dari saya untuk keluar dari tema, agar mencakup hal2 yang lebih luas, namun saya cukup menginformasikan tema awalnya saja di paragraph2 awal dan untuk lebih mendalam tentang pengaruh globalisasi dalam pacaran, next post yaw :)

0 komentar:

Posting Komentar